Opini Media Sosial Bikin Kita Lebih Dekat atau Justru Jauh
Opini Media Sosial Bikin Kita Lebih Dekat atau Justru Jauh

Opini: Media Sosial Bikin Kita Lebih Dekat atau Justru Jauh?

Opini: Media Sosial Bikin Kita Lebih Dekat atau Justru Jauh? – Dalam satu klik, kita bisa melihat kabar teman yang tinggal di luar negeri, menyapa saudara lewat video call, atau mengetahui tren terbaru yang sedang ramai dibicarakan. Di era digital, media sosial telah menjadi jembatan penghubung antar manusia. Tapi seiring waktu, muncul pertanyaan besar: apakah benar media sosial mendekatkan kita? Atau justru menjauhkan kita dari hubungan yang sesungguhnya?

Artikel opini ini mencoba melihat dari dua sisi koin: manfaat dan paradoks media sosial dalam kehidupan kita sehari-hari.

Opini Media Sosial Bikin Kita Lebih Dekat atau Justru Jauh
Opini Media Sosial Bikin Kita Lebih Dekat atau Justru Jauh

Media Sosial yang Menghubungkan

1. Mendekatkan yang Berjauhan

Kita harus akui, salah satu kekuatan terbesar media sosial adalah kemampuannya menyambungkan orang lintas kota, negara, dan benua. Dulu, butuh waktu berhari-hari untuk mengirim surat. Kini, cukup beberapa detik.

  • Orang tua bisa video call dengan anaknya di luar negeri

  • Pasangan LDR bisa berbagi cerita lewat DM

  • Komunitas hobi bisa tumbuh tanpa batas geografis

Media sosial memungkinkan hubungan tetap terjaga meski fisik terpisah.


2. Membuka Ruang Kolaborasi dan Empati

Lewat media sosial, kita bisa melihat sisi kehidupan orang lain—yang dulu tersembunyi atau jarang terdengar. Dari situ, tumbuh empati, kesadaran sosial, dan dukungan antar individu atau komunitas.

Contoh nyata:

  • Aksi galang dana cepat tersebar dan terkumpul berkat viralitas

  • Isu-isu sosial mendapat perhatian publik luas

  • Orang-orang bisa berkarya dan berbagi inspirasi dalam bentuk konten

Dengan kata lain, media sosial memperluas ruang pertemuan dan kesadaran kolektif.


3. Platform Ekspresi dan Dukungan

Tak sedikit orang yang merasa media sosial menjadi ruang aman untuk mengekspresikan diri. Bagi yang sulit bersosialisasi secara langsung, media sosial adalah pelampung.

Di sana, mereka bisa:

  • Menulis keresahan

  • Membagikan karya atau cerita

  • Menerima dukungan dari orang asing yang merasakan hal serupa


Namun, Ada Sisi Lain yang Tak Bisa Diabaikan

1. Kita Dekat di Layar, Tapi Jauh dalam Nyata

Pernahkah kamu duduk satu meja dengan teman, tapi masing-masing sibuk scroll layar? Ironisnya, media sosial kadang membuat kita terhubung dengan yang jauh, tapi melupakan yang dekat.

Interaksi digital terasa cukup—padahal hubungan emosional manusia butuh lebih dari sekadar emoji atau likes.


2. Perbandingan Sosial yang Melelahkan

Salah satu efek samping paling terasa dari media sosial adalah fenomena membandingkan hidup kita dengan orang lain.

Setiap scroll:

  • Ada yang liburan ke Eropa

  • Ada yang baru beli mobil baru

  • Ada yang menikah, sukses, glowing, bahagia

Tanpa sadar, kita merasa hidup kita tertinggal. Alih-alih mendekatkan hati, media sosial bisa membuat kita merasa terasing dan kurang.


3. Hubungan Dangkal dan Superfisial

Di era follow dan unfollow, hubungan manusia jadi mudah datang dan pergi. Komunikasi jadi instan, tapi kadang juga terlalu cepat dan dangkal.

Seringkali:

  • Kita berinteraksi hanya demi konten

  • Hubungan dijaga demi engagement

  • Pertemanan hanya sebatas mutualan tanpa keintiman emosional


4. Kecanduan dan Jeda Sosial

Banyak orang kini merasa sulit lepas dari ponsel. Meja makan sunyi karena sibuk melihat notifikasi. Hari-hari berlalu dengan perasaan ‘selalu online’, tapi hampa secara relasi.

Media sosial menciptakan ilusi kehadiran, padahal yang kita butuhkan adalah koneksi yang tulus.


Lalu, Media Sosial: Sahabat atau Penghalang?

Jawabannya mungkin tidak sesederhana hitam atau putih. Media sosial adalah alat—dan seperti alat lainnya, efeknya tergantung bagaimana kita menggunakannya.

Jika digunakan dengan sadar dan bijak, media sosial bisa menjadi:

  • Sarana komunikasi yang efektif

  • Wadah karya dan kolaborasi

  • Ruang berbagi pengalaman dan belajar

Tapi jika digunakan tanpa batas dan kesadaran, ia bisa menjauhkan kita dari relasi nyata, membuat kita lelah secara mental, dan menciptakan perasaan sepi di tengah keramaian digital.


Kesimpulan

Media sosial bisa mendekatkan atau menjauhkan kita—semuanya tergantung pada cara kita menggunakannya. Ia adalah jembatan, bukan tujuan akhir. Gunakan ia untuk menyapa, bukan menggantikan pertemuan. Untuk berbagi, bukan pamer. Untuk terkoneksi, bukan sekadar terhubung.

Mungkin, saatnya kita bertanya:
“Apakah hubungan kita dengan orang-orang tercinta makin dekat sejak ada media sosial? Atau justru terpisah karena terlalu sibuk online?”

Gunakan media sosial untuk memperkuat, bukan menggantikan hubungan manusia yang sesungguhnya.